Singaraja – PT Telkom kembali menggelar Program innovillage 2022 yang menjadi ajang Kompetisi sociopreneurship di bidang teknologi digital dengan memiliki keterkaitan dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Dua tim dari Program Studi Pendidikan Teknik Informatika lolos menjadi TOP 150 yang memperoleh pendanaan.
Program Innovillage 2022, kolaborasi Telkom University (Tel-U) dengan PT Telkom Indonesia telah rampung digelar. Kompetisi sociopreneurship di bidang teknologi digital, dengan tujuan menggugah seluruh mahasiswa/mahasiswi perguruan tinggi di seluruh Indonesia untuk membantu masyarakat desa melalui inovasi-inovasi digital yang aplikatif, dengan memiliki keterkaitan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), sehingga tercipta kemanfaatan sosial dan peningkatan ekonomi yang terukur.
Program ini diikuti oleh 363 tim dari 120 Perguruan Tinggi di Indonesia. Dalam proses seleksi ditentukan TOP 150 yang akan lolos dan memperoleh pendanaan untuk melaksanakan program yang telah dirancang. Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha juga ikut andil dalam program yang bergengsi ini. Pada Innovillage 2022, dua tim dari Pendidikan Teknik Informatika berhasil lolos dan masuk TOP 150 yang memperoleh pendanaan.
Tim Pertama yaitu I Komang Sasrwa Wiardana yang mengembangkan aplikasi CheckItMom. Aplikasi ChekItMom merupakan aplikasi skrining mandiri bagi ibu balita agar mereka bisa memantau tumbuh kembang anak secara mandiri. Aplikasi ini dikembangkan dengan kolaborasi dari Pendidikan Teknik Informatika dan D3 Kebidanan. “Dengan adanya kolaborasi dari PTI dan Kebidanan muncullah aplikasi ChekItMom ini”, ujarnya (3/10/22).
Tim Kedua yaitu I Komang Yuda Muliawan dan I Gusti Agung Michael Swisnandya yang mengembangkan “SIMOBI” yaitu sebuah sistem monitoring pemantauan hidroponik berbasis IoT. Ketua tim I Komang Yuda Muliawan mengatakan produk tercipta karena banyak adanya permasalahan pertanian oleh masyarakat, terlebih lagi kurangnya pengetahuan masyarakat akan nutrisi pada hidroponik. “Dengan adanya produk SIMOBI masyarakat tidak perlu memantau hidroponiknya setiap saat” pungkasnya.
Keberhasilan dua tim PTI bisa menembus TOP 150 tidak terlepas dari peran dosen pembimbing yang mendampingi dan mengarahkan mahasiswa dalam pembuatan proposal hingga produk yang akan diimplementasikan. Diketahui pembimbing dari tim PTI adalah I Gede Bendesa Subawa, S.Pd.,M.Kom.
Dihubungi secara terpisah, Bendesa Subawa mengatakan bahwa sebagai dosen hanya mengarahkan dan mendapingi mahasiswa untuk mengembangkan kreativitasnya. Kegiatan innovillage ini juga menjadi ajang pengabdian mahasiswa dan dosen kepada masyarakat. “Semangat mahasiswa mengikuti program ini sangat luar biasa. Saya sebagai dosen hanya mengarahkan dan mendampingi mahasiswa agar selalu bersemangat dalam berkreativitas” ujarnya.
Perlu diketahui, Program ini diselenggarakan selaras dengan program yang dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo untuk perencanaan transformasi digital terutama untuk kesiapan transformasi digital desa dalam bidang komunikasi, informasi, edukasi, infrastruktur dan penyediaan layanan internet. Acara ini juga wujud nyata penerapan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka dalam melahirkan talenta-talenta digital masa depan menuju Indonesia Maju. (an)